KPK Korek Peran Anggota Badan Anggaran dari Wa Ode
Transkript
KPK Korek Peran Anggota Badan Anggaran dari Wa Ode
NASIONAL SELASA, 13 DESEMBER 2011 A6 SETO WARDHANA (TEMPO) 150 Santri Indonesia Bertahan di Yaman JAKARTA — Sebanyak 150 warga Indonesia Saksi Kasus Transmigrasi Terdakwa perkara suap terkait proyek di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dharnawati (kiri), mendengarkan keterangan saksi dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, kemarin. KPK Korek Peran Anggota Badan Anggaran dari Wa Ode Haris dan Seva mangkir. JAKARTA — Komisi Pemberantasan Korupsi menyatakan bakal mengembangkan pengusutan kasus suap proyek infrastruktur daerah di Aceh pada 2011 dengan memeriksa para anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat. “(Ditelisik) ada enggak pihak lain yang terlibat (selain Wa Ode Nurhayati),” kata juru bicara KPK, Johan Budi S.P., di kantornya di Jakarta kemarin. Menurut Johan, peran anggota Badan Anggaran bakal dikorek lewat keterangan Wa Ode Nurhayati, tersangka kasus suap Rp 2 miliar itu. Tapi pemeriksaan politikus Partai Amanat Nasional dari Sulawesi Tenggara itu belum dijadwalkan. “Kalau ada informasi atau data dari WON (Wa Ode Nur- hayati), tentu kami akan perdalam.” Johan mengaku belum bisa mengungkapkan identitas anggota Badan Anggaran yang menjadi prioritas dalam pengusutan. Wa Ode Nurhayati ditetapkan tersangka sejak Jumat pekan lalu karena diduga menerima hadiah yang terkait dengan penetapan proyek jalan senilai Rp 40 miliar itu. Sumber Tempo menyebutkan, Wa Ode menerima uang dari Andi Haris Surahman sebesar Rp 6 miliar sebagai pelicin untuk mendapatkan proyek di Kabupaten Aceh Besar, Bener Meriah, serta Pidie Jaya.Tapi Rp 4 miliar di antaranya sudah dikembalikan lewat sekretarisnya, Seva Yulanda. Wa Ode telah membantah menerima uang dari Haris. Sejak Rabu pekan lalu, Direktorat Jenderal Imigrasi menerbitkan surat pencegahan ke luar negeri atas Wa Ode Nurhayati, Seva, Haris, serta Fadh A. Rafiq. Haris adalah kader Partai Golkar yang pernah menjadi calon legislator dari Sulawesi Selatan. Fadh, juga kader Golkar, kini menjabat Ketua Umum Generasi Muda MKGR. Kemarin KPK berencana memeriksa Haris dan Seva sebagai saksi pada pukul 10.00 WIB. Tapi keduanya mangkir. “Belum datang,”ucap petugas KPK kemarin sore. Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso berpendapat penetapan status tersangka atas Wa Ode cukup mengejutkan. Menurut dia, Wa Ode belum pernah diperiksa oleh KPK dalam dugaan suap terkait dengan proyek infrastruktur di Aceh. Apalagi ia menilai penanganan kasus ini terbilang cepat jika dibandingkan dengan kasus-kasus lainnya. “Mengapa dipercepat, saya tak tahu. Mudahmudahan ini dilangsungkan dengan baik,” ucapnya di gedung DPR, Jakarta, kemarin. Politikus Partai Golkar yang juga Ketua Umum MKGR ini menyarankan agar Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban turut mempertanyakan kepada KPK ihwal penetapan status tersangka Wa Ode yang begitu cepat. Ia menduga pengumuman status tersangka Wa Ode sengaja dilakukan bertepatan dengan pelaksanaan Rapat Kerja Nasional PAN 2011, akhir pekan lalu. Ketika itu, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa ditetapkan sebagai calon presiden untuk menghadapi Pemilihan Umum 2014.“Apakah ada kaitannya dengan Pak Hatta dicapreskan PAN? Apakah pas momentumnya?” ● TRI SUHARMAN | MAHARDIKA SATRIA HADI | JOBPIE S masih bertahan di Pesantren Darul Hadits di Damaj, Provinsi Sa’ada,Yaman, yang sedang dilanda konflik. Kementerian Luar Negeri menyatakan kesulitan mengevakuasi mereka karena belum mengantongi izin dari pemerintah setempat dan mendapat penolakan dari para santri sendiri. “Mereka juga membela pesantren,”kata Wakil Menteri Luar Negeri Wardana seusai rapat paripurna menteri di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di Jakarta kemarin. Sementara itu, belum ada izin dari otoritas setempat karena kondisi di sana belum aman. Pesantren Darul Hadits, yang beraliran Salafi Sunni, terletak sekitar 240 kilometer arah utara Kota Sanaa, Ibu Kota Yaman. Sudah sebulan terakhir pesantren itu diserang dengan senjata berat oleh kelompok Al-Houthi, yang beraliran Syiah dan mayoritas di kawasan itu. AlHouthi beroposisi terhadap pemerintah Ali Abdullah Saleh, yang dua pekan lalu lengser dari jabatan Presiden Yaman. Pada 26 November lalu, pesantren kembali diserang dengan roket sehingga menewaskan sekitar 22 orang, dua di antaranya warga Indonesia. Keduanya adalah Zamiri, 24 tahun, asal Provinsi Aceh, serta Abu Soleh, 24 tahun, asal Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Seorang warga Indonesia lainnya, Abu Yusuf, yang juga asal Aceh, mengalami luka. Kematian dua warga Indonesia itu membuat pesantren diblokade dari pengaruh eksternal. Menurut Kedutaan Besar RI di Yaman, para santri itu datang secara ilegal sehingga tak tercatat di kedutaan. Menurut Wardana, dalam waktu dekat akan dikirim tim terpadu ke Yaman untuk menyelamatkan mereka dari bentrokan akibat konflik. Kementerian juga akan mendekati pihak-pihak di Yaman dan sekitarnya agar membantu membujuk para santri supaya meninggalkan kawasan konflik. Kementerian pun berjanji melindungi 3.100 warga Indonesia lainnya di Yaman, yang tengah mengalami gejolak politik.“Sejak April hingga Juni 2011 telah dievakuasi 262 WNI dari Yaman,”katanya. ● PRIHANDOKO Kejaksaan Berlakukan Pengawasan Melekat JAKARTA –– Jaksa Agung Muda Pengawasan Marwan Effendy mengatakan perlu dilakukan peningkatan fungsi pengawasan melekat di Korps Adhyaksa untuk memperbaiki citra kejaksaan yang tercoreng akibat penyalahgunaan wewenang oleh sejumlah jaksa. Menurut dia, pengawasan melekat itu akan dapat menjadi senjata ampuh untuk menghasilkan efek jera. Marwan tak menafikan fakta masih adanya jaksa berperilaku tercela, misalnya jaksa yang dicokok oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.“Tapi persentasenya masih sangat kecil. Kami akan meningkatkan pengawasan melekat,” katanya dalam seminar bertema “Optimalisasi Peran Pengawasan Melekat dalam Rangka Meningkatkan Integritas Moral dan Kredibilitas Aparatur Kejaksaan”di Hotel Ambara, Jakarta, kemarin. Marwan lantas mengupas kasuskasus yang menyeret jaksa ke meja hijau. Ia menyebutkan jaksa Urip Tri Gunawan dalam kasus perkara Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, Dwi Seno Wiyonarko dalam kasus pemerasan, jaksa Cirus Sinaga cs dalam kasus penanganan mafia pajak Gayus H.P. Tambunan, serta jaksa Sistoyo yang ditangkap KPK di Cibinong. Ia menjelaskan, telah disebarkan buku pedoman pengawasan melekat. Ini terkait dengan tugas penegak hukum yang rentan terhadap penyalahgunaan wewenang. Marwan memastikan jaksa yang terbukti melakukan tindakan tercela akan dikenai sanksi. Atasan jaksa itu pun harus bertanggung jawab karena tak mengawasi anak buahnya dengan baik. Sebelumnya, dalam pidato pembukaan seminar, Jaksa Agung Basrief Arief berjanji mempersempit celah korupsi di institusinya dengan mengoptimalkan pengawasan melekat itu. Pengawasan melekat, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1989, dijelaskan sebagai kegiatan pengendali secara terus-menerus oleh atasan kepada bawahan- nya. Pengawasan ini dilakukan secara preventif atau represif. Pengawasan melekat ini dinilainya bisa meningkatkan integritas moral pegawai. Ketua Komisi Kejaksaan Halius Hosen, yang juga hadir dalam seminar, pun yakin pengawasan melekat bisa menjadi kekuatan dalam upaya mencegah penyimpangan tugas jaksa dan menjadi instrumen pendukung Reformasi Birokrasi Kejaksaan, yang sudah dilakukan selama tiga tahun. ● RINA W | MA PERDANA