7 2 3 Penantian Panjang Bocah Aiyub

Transkript

7 2 3 Penantian Panjang Bocah Aiyub
REKONSTRUKSI ACEH
N0. 25 ■ 8 JULI 2006 ■ DUA MINGGUAN
http://e-aceh-nias.org/ceureumen/
PANTON
Bukonle dhiet nanggroe Aceh
Leubeh-leubeh dalam dame
Peue ta peubuet rijang bereh
Tanle cungkeh ngon rammeune
Tajak u blang tabu bijeh
Hanle soe preh lakee “rune”
Jak lam paya mita leubeh
Tan soe cukeh lakee “beureune”
Tajak u laot eungkot ka teupreh
Buya ka jiweh lam umpung sane
Tajak u kanto meu-ato bereh
Peulom tatem peh deungon on “mane”
Korban tsunami karom gohlom ceh
Bereh han bereh got that meupa-e
Cit beule saba mangat bek stres
Doa beugigeh usaha beurame
2
■ HOTLI SIMANJUNTAK
Kuitansi Diteken,
Bantuan tak Datang
Membangun kembali Aceh
setelah musibah gempa dan
tsunami, kayu menjadi material yang sangat penting.
Baca halaman 4-5
Penantian Panjang Bocah Aiyub
3
Rahmad YD
Aceh Utara
[email protected]
“Hilangnya” Penyimpanan
Dokumen Sejarah
7
Yudi, Korban dari Lhoknga
Mengabdi ke Lamno
B
ocah Aiyub terlihat riang
gembira. Dia bermain mengelilingi tenda, yang dibangun
orang tuanya, yang letaknya berdampingan dengan 50 rumah bantuan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR). Orang tua Aiyub adalah pengungsi asal Desa Ulee Reubek, Kecamatan Seuneuddon, Aceh
Utara.
Tenda mereka terletak di pinggiran jalan di bawah rindangnya pepohonan Desa Ulee Reubek. Di gubuk
itu keluarga Aiyub berbagi tenda
dengan keluarga lain, yaitu keluarga Abdullah.
Belajar di tenda
Sejak usia 1,5 tahun, Aiyub tinggal di tenda. Dia bahkan belajar berjalan di tenda. Ibu Aiyub, Rohamah,
sering sedih melihat anaknya. “Keti-
ka gelombang itu datang menghantam, Aiyub masih berusia 1,5 tahun.
Seusia itulah hingga umur Aiyub
mencapai 3 tahun, ia dalam kesengsaraan,” kata Rohamah.
Selama setahun, sudah tiga kali
Rohamah mengganti tenda. “Bila
hujan deras mengguyur tenda ini,
saya bersama Aiyub tidak tidur,
apalagi saat petir menyambar, Aiyub
sangat ketakutan, dan sering
menangis di tengah malam,” kata
Rohamah.
Suami Rohamah adalah seorang
nelayan. Hanya pulang seminggu
sekali ke tenda. Sehingga Rohamah
hanya berduaan dengan Aiyub dan
keluarga Abdullah.
“Kalau malam kami tidur berempat dalam tenda ini, sementara
anak-anak kami menumpang tidur
di rumah-rumah tetangga, begitulah se tiap malamnya,” kata Rohamah.
Terlupakan
Kedua keluarga itu ternyata belum
mendapatkan bantuan dari pemerintah. Padahal rumah mereka sudah rata
dengan tanah. Diakui oleh Rohamah,
desa yang ditempatinya sangatlah terpencil sehingga mungkin pemerintah
“lupa’ bahwa di sana masih ada yang
membutuhkan tempat berteduh.
“Kami sangat mengharapkan untuk segera dibangun rumah karena
warga lainnya yang sama nasibnya,
sudah duluan mendapatkan bantuan itu. Mengapa kami terlupakan?”
kata Rohamah berulangkali.
Rohamah juga cemas dengan
kondisi Aiyub jika terus-terusan di tenda. “Saya takut terus-terusan tinggal di
tenda, bisa mempengaruhi kondisinya,” katanya. Namun, ia mengaku
tidak tahu, sampai kapan hari-hari sulit ini akan berakhir. Aiyub mungkin
harus menghabiskan sebagian masa
kecilnya di tenda. ■
KORUPSI
CEUREUMeN
> > > TANYA JAWAB
Apa Beda BRA dengan BRDA?
T
Halo pengurus Ceureumen. Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saya baru terima Ceureumen edisi terakhir. Isinya seperti
biasa, sangat informatif dan menarik. Keep up the good work!
Di salah satu rubrik ada berita mengenai bantuan BRDA
untuk korban konflik, tapi tidak jelas apakah BRDA itu sama
dengan BRA. Sepertinya sih demikian, tapi please confirm.
Takutnya dengan banyaknya organisasi dan lembaga yang
bekerja di NAD terkesan ada dua lembaga yang menangani
hal tersebut. Terima kasih dan salam untuk semua.
Wassalam.
Faisal Siddik <[email protected]>
J
BRA dan BRDA sama. Dua-duanya merupakan kependekan dari Badan Reintegrasi Damai Aceh. Dulu, Badan Reintegrasi Damai Aceh ini disingkat dengan BRA. Oleh karena secara tata bahasa terasa janggal, karena BRA sering dikonotasikan negatif, maka akhirnya singkatan yang disetujui adalah
BRDA.
Menentukan Makanan Kedaluwarsa
T
Sebagai seorang pengungsi, saya memang membutuhkan
bantuan apa saja. Saya mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada para pemberi bantuan. Akan tetapi, ada
kalanya bantuan yang diberikan kadang sudah kedaluwarsa. Biasanya bantuan yang seperti itu dalam bentuk makanan. Akibatnya, kami sering waswas untuk memakannya.
Kadang-kadang, bantuan yang diberikan juga tidak jelas,
apakah sudah kedaluwarsa atau belum. Pertanyaan saya,
bagaimana cara mengetahui bahwa suatu makananan sudah
kedaluwarsa dan ke mana kami harus melapor untuk
mengecek makanan itu sudah kedaluwarsa atau belum. Adakah lembaga yang dapat memeriksa suatu makanan, apakah
masih layak dikonsumsi atau tidak?
Siti Fajriah, Lhoknga, Aceh Besar.
J
Menurut Prof. Dr. Ir. Dedi Fardiaz M.Sc., Direktur Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor,
penurunan mutu produk bisa dicerminkan oleh ketengikan
akibat oksidasi oleh O2, tumbuhnya mikroba karena kondisi
lingkungan yang memungkinkan perubahan citarasa, perubahan wujud dari cair menjadi kristal akibat penguapan atau
bubuk menjadi gumpalan akibat penyerapan uap air, dan perubahan mencoklat sebagai dampak reaksi kimia yang terjadi
pada produk itu selama masa penyimpanan.
Sementara untuk indikator yang tak tampak atau dirasakan bisa diperlihatkan dari penurunan kandungan vitamin
atau penurunan mutu protein karena proses denaturasi.
Atas dasar itu, umumnya produk pangan/makanan dalam
kemasan disertai tanggal kedaluwarsa pada kemasannya.
Dalam bahasa kerennya disebut Expired Date atau Best Used
Before. Artinya, produk itu memiliki mutu terbaik hanya sampai batas waktu tersebut. Tapi, bukan berarti setelah tanggal
kedaluwarsa produk itu langsung beracun, tetapi produk itu
sudah tidak layak dikonsumsi. Jadi, penggunaan yang terbaik hanya sebelum tanggal kedaluwarsa. Namun, kalau ada
yang ragu-ragu dengan bantuan yang disalurkan untuk Anda,
bisa dikonsultasikan dengan balai POM (Pusat Pengawasan
Obat dan Makanan). Di Banda Aceh alamat balai POM adalah Jalan Tgk Daud Beureueh, telepon (0651) 22735.
Anda bisa mengirimkan pertanyaan apa pun yang ingin Anda
ke-tahui, terutama mengenai masalah rekonstruksi dan rehabilitasi. Redaksi akan mencarikan jawaban untuk pertanyaan Anda.
Kirimkan ke PO BOX 061 Banda Aceh 23001 atau email
[email protected] dengan mencantumkan “Rubrik Tanya Jawab”
Kuitansi Diteken,
Bantuan tak Datang
Muhammad Azami
Banda Aceh
[email protected]
S
eorang keuchik di sebuah desa dalam Kecamatan Lhoong, Aceh
Besar, mengaku sudah berbulan-bulan merasa tidak enak
dengan warganya. Pasalnya,
apalagi kalau bukan soal bantuan. Masalahnya, dirinya
sudah sejak November 2005
mengumumkan kepada warga
desanya bahwa akan datang
bantuan untuk desa sebanyak
Rp 10 juta. Namun, hingga
akhir Juni 2006, bantuan itu tak
kunjung datang. “Warga mungkin menilai saya yang
menggelapkannya,” kata pria
yang enggan dipublikasikan
namanya itu.
Yang lebih mengherankan
sang keuchik, prosesi rencana
pemberian bantuan itu sangat
lengkap. Ikut disaksikan oleh
unsur Muspika setempat segala pada November 2005 lalu.
Warga sekitar pun banyak
yang sempat menyaksikan.
Para keuchik memang tak diminta meneken kuitansi tanda
terima saat itu juga. Baru beberapa hari kemudian sang camat memanggil keuchik
kembali untuk meneken
kuitansi penerimaan. Jumlah
yang tertera di atas kuitansi
yang diteken adalah Rp 10 juta.
Karena bantuan itu tak kunjung datang, setidaknya sudah
empat orang keuchik yang
mengeluh. Mereka bahkan telah membuat surat pernyataan
tertulis di atas materai dan
menyerahkannya kepada GeRAK (Gerakan Antikorupsi)
Aceh Besar. Isi surat pernyataan itu adalah: Mereka
sudah meneken kuitansi penerimaan bantuan sejumlah Rp
10 juta pada November 2005,
namun hingga kini bantuan
tersebut belum diberikan.
Menyikapi kondisi tersebut,
Koordinator GeRAK Aceh Besar Helman Madewa SH mengatakan, pihaknya sudah melapor kasus ini kepada Polres
Aceh Besar pada 4 Juli lalu.
Helman Madewa berharap,
aparat penegak hukum harus
sesegera mungkin menyikapi
kasus ini. Penegak hukum juga
harus menindaklanjutinya,
■ TEMPO/ MAHDI ABDULLAH
2
baik dengan upaya penyelidikan, penyidikan, penuntutan,
hingga melimpahkan ke pengadilan. “Ini harus diusut dengan tuntas,” katanya. Helman
menduga, kemungkinan dana
yang dijanjikan itu masuk ke
dalam dana tanggap darurat
pascatsunami.
Sedangkan Camat Lhoong
yang dihubungi Ceureumen
berkali-kali melalui nomor
yang biasa digunakannya,
tidak berhasil hingga deadline
tiba. Meski terdengar deringan
telepon seluluernya berulangkali, ia tidak mengangkatnya. ■
Dana Tanggap Darurat
yang Amburadul
T
erlepas benar atau tidaknya laporan beberapa keuchik di Lhoong, Aceh Besar, penyaluran dana di masa tanggap darurat pascatsunami memang sangat amburadul. Ketua BPK
(Badan Pemeriksa Keuangan) Prof Dr Anwar Nasution yang mengaudit dana itu pernah mengatakan bahwa laporan pertanggungjawaban dana tanggap darurat pascatsunami Aceh sangat amburadul. Dia bahkan mengasosiasikan bahwa pertanggungjawaban
dana tanggap darurat untuk Aceh sangat jelek, bahkan jika dibandingkan dengan laporan panitia pengurus masjid sekalipun.
Menurut Koordinator GeRAK Akhiruddin
Mahyuddin, jumlah bantuan yang diterima pada tahap darurat untuk dana kemanusian Aceh-Nias sebesar Rp 5,6 triliun, yang terbagi dalam dua kategori,
yaitu bantuan dalam negeri dan bantuan luar negeri.
Jumlah bantuan dalam negeri berupa uang sebesar
Rp 1,2 triliun. Bantuan ini terdiri dari masyarakat
umum sebesar Rp 13,26 miliar, instansi pemerintah
pusat sebesar Rp 227,6 miliar, instansi pemerintah
daerah sebesar Rp 196,8 miliar, BUMN sebesar Rp
262,77 miliar, BUMD sebesar Rp 16,8 miliar, badan
lainnya sebesar Rp 23,49 miliar, perusahaan swasta
sebesar Rp 419,51 miliar, organisasi politik sebesar Rp
15,27 miliar, organisasi kemasyarakatan sebesar Rp
9,74 miliar, dan lainnya sebesar Rp 24,91 miliar.
Selain dalam bentuk uang, bantuan dalam negeri
juga dalam bentuk barang, yaitu sebanyak 463.572.970
unit, termasuk di antaranya barang yang dapat dinilai
sebesar Rp 33,49 miliar.
Sedangkan jumlah bantuan yang diterima dari luar
negeri di masa tanggap darurat jika dirupiahkan sekitar Rp 4,6 triliun. ■
■ REDAKSI CEUREUMeN ■
Pemimpin Redaksi: Sim Kok Eng Amy ■ Sekretaris Redaksi: Siti Rahmah ■ Redaktur: Nani Afrida ■ Wartawan: Mohammad Avicenna, Muhammad Azami ■
Koordinator Artistik: Maha Studio ■ Fotografer: Hotli Simanjuntak ■ Dengan kontribusi wartawan lepas di Aceh ■ Alamat: PO BOX 061 Banda Aceh 23001.
Email: [email protected] ■ Percetakan dan distribusi oleh Serambi Indonesia.
CEUREUMeN merupakan media dwi-mingguan yang didanai dan dikeluarkan oleh Decentralization Support Facility (DSF atau Fasilitas Pendukung
Desentralisasi). DSF merupakan inisiatif multi-donor yang dirancang untuk mendukung kebijakan desentralisasi pemerintah dengan meningkatkan
keselarasan dan efektifitas dukungan dari para donor pada setiap tingkatan pemerintahan. Misi dari CEUREUMeN adalah untuk memberikan informasi
di Aceh tentang rekonstruksi dan berita yang bersifat kemanusiaan. Selain itu CEUREUMeN diharap bisa memfasilitasi informasi antara komunitas
negara donor atau LSM dengan masyarakat lokal.
FOKUS
CEUREUMeN
3
“Hilangnya” Tempat
Penyimpanan Dokumen Sejarah
Banda Aceh
[email protected]
J
Bekas tapak bangunan PDIA ini, mau diambil alih oleh Pemerintahan Kota untuk dibuat
Pendopo Walikota Banda Aceh.
■ BOY NASHRUDDIN A
■ BOY NA
angan sekali-kali Anda melupakan sejarah. Demikian bunyi orasi
dari salah satu proklamator kita,
Ir Soekarno, yang kemudian perkataannya tersebut dikenal dengan
istilah Jas Merah. Bila suatu bangsa melupakan sejarahnya, maka bangsa itu telah berada di ambang kehancuran.
Banyak yang musnah
Aceh, negeri yang kemudian dikenal dengan julukan Serambi Mekkah
dan masih banyak sebutan lainnya, mempunyai perjalanan sejarah
yang panjang. Sejak
berdirinya hingga
masa setelah kemerdekaan, arsip kesejarahan itu tertata
rapi di sebuah gedung perpustakaan.
Ini adalah bukti bahwa Aceh merupakan bangsa yang besar dulunya. Sangat disayangkan, beberapa lokasi sejarah, bahkan tempat
penyimpanan berbagai macam naskah
dan dokumen sejarah Aceh, kini raib
diamuk tsunami 2004 silam.
“Seluruh arsip dan dokumen penting yang tersimpan di PDIA (Pusat
Dokumentasi
dan Informasi
Aceh) telah
musnah oleh
tsunami. Kini
hanya tersisa
beberapa ratus
buku
yang
Rusdi Sufi
utuh. Itu pun
yang sudah dicetak ulang oleh PDIA
sendiri,” ungkap Drs Rusdi Sufi, ketika ditemui oleh Ceureumen di kampus
FKIP Unsyiah, pekan lalu.
Mau dibantu, asal...
Bak sebuah ungkapan pepatah,
sudah jatuh tertimpa tangga pula. Kantor administrasi yang menyimpan ribuan
naskah lama dan dokumen kesejarahan
Aceh kini harus terlunta-lunta tanpa kantor yang jelas. Untung saja pihak pengelola museum Aceh memberikan satu ruang kecil sebagai tempat menjalankan
aktivitas karyawan PDIA yang umumnya honorer ini sebagai tempat penyimpanan buku yang tersisa.
Dari puluhan ribu arsip dan naskah
mengenai Aceh, kini hanya beberapa
ratus buku lagi yang tinggal. Seperti
salinan Patra Sulthan-sulthan Atjeh,
stanboom keturunan Alwa suhubillah
dan beberapa buku klasik yang harganya ratusan juta itu.
Menurut pengamatan Ceureumen,
■ BOY NA
Boy Nashruddin Agus
Buku yang tersisa.
pekan lalu, arsip yang tersisa itu sudah
tidak mendapat perhatian penuh dari
staf pengelolanya yang diakibatkan
sempitnya ruang gerak mereka.
Banyak yang ingin membantu
Aceh, terutama untuk mengembalikan
identitas Aceh pascamusibah Desember setahun silam. Belanda melalui
lembaga-lembaga institutnya bersedia
menyumbangkan foto copy arsip dan
naskah yang hilang. Sebagai negara
yang pernah menjajah Indonesia,
negeri Kincir Angin ini banyak menyimpan salinan dokumentasi dan arsip kesejarahan bangsa Aceh.
Koninglijk Instituut Voor Taal Land
en Volkenkunde (KITLV) Leiden dan
Koningklijk Instituut voor Tropen
(KIT), misalnya, bersedia mengirimkan kembali salinan arsip dan naskah
serta buku-buku sejarah Aceh. Cuma,
syaratnya, lembaga ini harus mempunyai kantor untuk menyimpan pemberian dokumen ini agar tidak hilang lagi.
Untuk pendopo walikota
Apakah tidak ada bantuan sama
sekali dari pihak Pemerintah Daerah
ataupun lembaga yang berkompeten
untuk merelokasi ulang bangunan ini?
“Tentu saja ada, BRR sudah mengalokasikan dana untuk pembangunan gedung PDIA, tapi masalahnya
Museum Ali Hasjmy yang Terselamatkan
K
endati banyak dokumen yang lenyap, Perpustakaan
dan Museum Yayasan Pendidikan Ali Hasjmy selamat dari tsunami. Luasnya 3.000 meter persegi. Dan
terletak di Jln. Jenderal Sudirman No.20 Banda Aceh.
1.500 buah buku
Sedikitnya ada 1.500 buah buku tersimpan di dalam perpustakaan. Buku-buku tersebut tertulis dalam bahasa Aceh,
Indonesia, Inggris, Belanda, dan bahasa lainnya. Kebanyakan
dari buku itu berupa dokumen, naskah tua, album foto, serta
benda budaya Aceh. Museum itu merupakan museum pribadi pertama di Aceh yang kemudian diwakafkan kepada warga Aceh.
Banyak buku sejarah
Prof. Ali Hasjmy terakhir dikenang warga Aceh sebagai
salah seorang mantan Gubernur Aceh. Semasa hidupnya, ia
juga dikenal sebagai mantan Ketua MUI Aceh, budayawan,
dan seniman. Aneka koleksi museum Ali Hasjmy ini meliputi
kitab suci Alquran di atas kulit kambing terbitan awal abad
XX dan buku-buku tentang Aceh termasuk sejarah Cut Nyak
Dhien.
Juga karya Hasjmy
Selain sisa sejarah, di museum itu juga terdapat buku-buku
hasil karya Ali Hasjmy. Misalnya sajak Kisah Seorang Pengembara yang diterbitkan Pustaka Islam Medan (1936), Sayap
Terkulai berupa roman perjuangan terbitan Balai Pustaka, serta
setumpuk catatan sejarah Aceh.
Berdasarkan catatan, tak kurang dari 56 buku yang telah
ia karang dan semua itu belum termasuk beberapa artikel
yang ia tulis di berbagai media massa serta seminar di berbagai tempat. ■
sekarang tanah bekas bangunan itu
mau diambil alih oleh Pemerintahan
Kota untuk dibuat Pendopo Walikota,” terang Dr Darni M Daud MA selaku Pembantu Rektor Bidang Akademik Universitas Syiah Kuala.
Selain BRR, beberapa lembaga juga
bersedia membantu pembangunan
ulang kantor PDIA, seperti halnya
Stichting Putjut-Fonds yang telah lama
membantu Aceh. Senada dengannya,
Prof Dr Abdi A Wahab, Rektor Unsyiah, berharap agar tidak menghilangkan sejarah hanya untuk membangun
tempat tinggal Walikota.
Diurus Unsyiah
Sedikit melihat ke belakang untuk
melihat catatan dan kesepakatan yang
mulai terlupakan. Tanah PDIA dulunya milik eks-rumah Asisten Residen
Hdno KPUT/A.927 dan telah dialihkan/diserahkan rumah beserta pekarangannya yang terletak di Jalan
Sudirman Banda Aceh— Kini menjadi jalan Prof. A. Madjid Ibrahim I—
kepada Rektor Unsyiah guna dijadikan gedung Perpustakaan Induk Universitas Syiah Kuala.
Untuk seterusnya tempat ini dikelola oleh Unsyiah setelah diresmikan
pada tanggal 26 Maret 1977. Penyerahan rumah beserta tanah milik Assisten Residen Hdno ini dicantumkan
dalam surat Gubernur Kepala Daerah
Provinsi Daerah Istimewa Aceh, dengan nomor surat : 4/ST/1974 dan turut disaksikan oleh Menteri P&K, Dr
Syarif Thayeb dan A. Rivai Harahap
selaku Pangdam Iskandar Muda dengan pangkat Brigjen TNI.
“Kami sangat kecewa dengan tindakan yang diambil oleh Pemkot tersebut. Seharusnya adalah tugas kita bersama untuk menjaga dan melestarikan
sejarah Aceh,” kata Amiruddin, Ketua Umum Mahasiswa Sejarah.
Dikatakan, pihaknya akan melakukan protes kepada Pemkot dengan
melakukan aksi turun ke jalan apabila
masalah ini tidak diselesaikan dengan
cepat. “Walau bagaimanapun tanah
milik PDIA itu harus dikembalikan
kepada Unsyiah untuk dikelola
kembali menjadi pusat arsip informasi dan dokumentasi Aceh.” ■
CERITA SAMPUL
CEUREUMeN
Kemana Dana Reintegrasi?
Jangan Lupakan Korban Tsunami
Menurut hemat saya, akhir-akhir ini pemberitaan media
massa sudah kembali ke masalah umum yang terjadi di
masyarakat. Sehingga saya menangkap kesan, berita rekonstruksi tidak seksi lagi untuk diberitakan. Kalau sudah seperti ini, siapa peduli dengan kualitas bangunan yang sedang
dikerjakan para kontraktor dan BRR tentu saja.
Oleh karena itu, besar harapan kepada Ceureumen untuk
terus melakukan pemantauannya. Sehingga pada saat media
pada umumnya bersemangat dengan berita politik dan pilkada, setidaknya ada koran lain yang senantiasa memberitakan
keluh kesah korban tsunami.
Ini saja keluhan saya, semoga mendapat tanggapan dari
pihak-pihak yang konsisten memperhatikan rakyat jelata.
Terima kasih atas dimuatnya komentar ini.
Rusli
Suak Timah, Kecamatan Samatiga
Kabupaten Aceh Barat
Awasi Broker Politik Jelang Pilkada
Penggantian KTP baru di Aceh, khususnya untuk Kota
Banda Aceh ternyata bisa meninggalkan masalah di kemudian hari. Masalah yang bakal muncul itu sudah dimulai sejak
pemberian KTP kepada warga Aceh. Yang menarik perhatian
saya, bagaimana memaksimalkan pemberian KTP sehingga
tepat sasaran.
Artinya, jangan sampai yang tidak berhak menyandang
KTP Aceh dengan gampangnya mengganti KTP di sini. Untuk kepentingan Pilkada, tentu akan banyak bergentayangan
calo-calo KTP. Tujuannya untuk diserahkan kepada mereka
yang ingin maju menjadi pemimpin di daerah ini.
Dengan banyaknya pendatang yang masuk ke Aceh, bukan tidak mungkin masalah itu benar-benar terjadi belaka
ngan ini. Oleh karena itu, kami hanya mengingatkan agar
aparat terkait benar-benar selektif dalam memberikan KTP.
Apalagi jika mengacu kepada UU-PA, tidak gampang mendapatkan KTP Aceh, karena setidaknya harus sudah dihidup di
Aceh 20 tahun baru bisa disebut orang Aceh.
Yuli
Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru
Banda Aceh
Buat Anda yang ingin menyampaikan Suara Rakyat kecil
berupa ide, saran, dan kritik tentang rekonstruksi
bisa melalui surat ke
Tabloid CEUREUMéN
PO Box 061 Banda Aceh 23001
email: [email protected]
Mendapatkan Kayu
Berkualitas dan Legal
Muhammad Azami
Banda Aceh
[email protected]
U
ntuk membangun kembali Aceh setelah musibah gempa dan tsunami, kayu menjadi material yang
sangat penting, baik untuk
pembangunan rumah-rumah
bantuan maupun untuk pendukung konstruksi lainnya.
Sayangnya, warga, LSM atau
organisasi yang terlibat dalam
rekonstruksi merasa kesulitan
mendapatkan kayu yang
berkualitas. Akibatnya, pembangunan pun menjadi sedikit
terhambat.
Menurut Husaini Syamaun,
Kasubdin Bina Pemanfaatan
Hutan Produksi Dinas Kehutanan Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam, sangat sulit memperoleh kayu keras berkualitas
baik di Aceh saat ini. Kalaulah
ada kayu-kayu yang dijual di
panglong-panglong kayu, kebanyakan bukan kayu berkualitas
baik. Sebagian besar kayu itu bahkan diambil dari hutan lindung
yang tentu saja ilegal. “Kebanyakan berkualitas tidak baik dan
ilegal,” katanya, pekan lalu.
Husaini Syamaun memberikan beberapa tips bagi siapa
pun yang membutuhkan kayu
di Aceh untuk keperluan rekonstruksi, seperti berikut ini:
Pengusaha, kontraktor, atau
pihak mana pun yang membutuhkan kayu dapat menghubungi Dinas Kehutanan di
masing-masing kabupaten/
kota di seluruh Aceh.
Mereka akan memberikan
informasi tentang kayu, mulai
dari kemungkinan stok persediaan hingga kualitasnya.
Di Aceh, Kayu Dapat
Diperoleh:
●
●
●
Panglong-panglong kayu.
Bisa juga memesan ke beberapa perusahan HTI (Hutan
Tanaman Industri). Misalnya saja kayu hasil produksi
PT Tusam Hutani Lestari di
Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Untuk kawasan Bireuen
dan sekitarnya bisa ke PT
Najmussalam. Perusahaan
HPH ini sudah mulai aktif
kembali.
Harga Kayu
Saat ini harga kayu di pasaran sangat bervariasi, tergantung kepada persediaan yang ada dan tingkat permintaan.
Misalnya saja kayu seumantok, yang harga normalnya sekitar Rp 3 juta per meter kubik, kini laku terjual hingga Rp 6
juta per meter kubik. Semakin sulit jenis kayu tersebut diperoleh, semakin tinggi nilai jualnya.
Berikut beberapa contoh harga normal produk kayu keras
di pasaran.
Meurante
Cengal
Kruing
Semantok/damar
Jati
:
:
:
:
:
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2
2
2
3
4-8
juta per meter kubik.
juta per meter kubik.
juta per meter kubik.
juta per meter kubik.
juta.
■ HOTLI SIMANJUNTAK
Sudah beberapa bulan kami masyarakat kecil yang sudah
lama hidup dalam konflik menunggu cairnya dana reintegrasi.
Sayang sampai hari ini belum ada kabarnya. Sebaiknya pemerintah segera mencari solusi baru.
Memang kami akui seperti diberitakan media massa, ada
40 ribu lebih proposal yang masuk ke BRA.
Tentu ini bukan soal gampang. Di tengah ketidakgampangan itulah, perlu tindakan arif lagi bijaksana untuk segara mencairkannya. Wahai para pengambil kebijakan di BRA, jangan sampai kamoe preh boh ara hanyot, atau preh timoh gigoe manok.
Oleh sebab itu, saya mewakili sejumlah korban konflik
yang sudah lama menunggu dana yang tak pasti itu berharap
kasus dana PER jangan terulang lagi. Kami khawatir, nanti
yang terima atau diutamakan dalam penyalurannya adalah pejabat-pejabat yang mengaku hartanya dirampas saat konflik.
Dalihnya mereka korban konflik juga. Apalagi ada oknumoknum yang tak malu-malu. Alasan mereka cukup kok, rumah dibakar lah, mobil ditembak lah dan sebagainya. Ini kabar terbaru yang muncul. Jika ini benar, maka kami yakin,
cupo-cupo yang tinggal toe jen boh aneuk tak akan menerima
dana reintegrasi itu. Padahal dana tersebut dikhususkan buat
mereka. Makanya harapan kami segera cairkan dana itu untuk korban konflik.
Terima kasih kepada Ceureumen yang sudah memuat surat saya ini.
Wassalam
Syarifuddin
Peureulak Kota, Kabupaten Aceh Timur
Pengertian Illegal Logging
Sesuai dengan Inpres no 4 tahun 2005 tentang pemberantasan penebangan kayu secara ilegal di kawasan hutan
dan peredarannya di seluruh wilayah Indonesia, illegal logging adalah:
●
Menebang pohon atau memanen atau memungut hasil
hutan kayu yang berasal dari kawasan hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang.
●
Menerima, membeli atau menjual, menerima tukar, menerima titipan, menyimpan, atau memiliki dan menggunakan hasil hutan kayu yang diketahui atau patut
diduga berasal dari kawasan hutan yang diambil atau
dipungut secara tidak sah.
●
Mengangkut, menguasai, atau memiliki hasil hutan kayu
yang tidak dilengkapi bersama-sama dengan surat keterangan sahnya hasil hutan kayu.
●
Membawa alat-alat berat dan atau alat-alat lainnya yang
lazim atau patut diduga akan digunakan untuk mengangkut hasil hutan di dalam kawasan hutan tanpa izin
pejabat yang berwenang.
●
Membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang.
CERITA SAMPUL
B E R K U A L I T A S
Mengimpor dari Luar Negeri
Selama ini, beberapa organisasi
atau LSM mengimpor dari luar
negeri sebagian kecil kayu untuk kebutuhan rekonstruksi. Akan tetapi,
kayu impor dari luar negeri itu
berkualitas rendah. Kekurangan
kayu impor, antara lain:
●
Jenis kayunya tergolong soft
wood.
●
Tak cocok untuk daerah tropis.
●
Mudah sekali diserang rayap.
Memasok dari Luar Aceh:
■ FOTO-FOTO: HOTLI SIMANJUNTAK
D A N
L E G A L
Ceureumen 5
Di luar Aceh, banyak sekali perusahaan yang mampu memasok kayu
berkualitas baik dan tentu saja memiliki izin yang sah dari pemerintah. BRR
telah memfasilitasi pertemuan antara LSM yang membutuhkan kayu dengan
perusahaan tersebut, bulan lalu. Sebagian perusahaan tersebut berasal dari
Kalimantan dan Sulawesi. Ada juga yang dari Sumatera. Berikut sebagian nama
dan nomor kontak perusahaan itu.
1. PT. Suryamas Lestari Prima : (061)7940546
2. PT. Irmasulindo
: (0411)510015
3. PT Mura sawit Cipta Persada : (021)739552
4. PT Tusam Hutani Lestari
: (021)83793250
5. PT Riau Citra Mandiri
: 0811763676
Sebuah rumah contoh yang terbuat dari kayu diperuntukkan bagi korban gempa Nias.
Ribuan ton kayu dibutuhkan untuk pelaksanaan rekontruksi dah rehabilitasi di Aceh
dan Nias
Seorang pengendara sepeda melintas di depan hunian sementara yang terbuat dari besi dan kayu. Untuk pembuatan huntara ini, ribuan ton kayu terpaksa di impor dari luar Aceh.
K AY U
Perhitungan Kebutuhan Kayu untuk Pembangunan Mengatasi Kelangkaan Kayu
KETERANGAN
UNIT
VOL. KAYU OLAHAN
Kebutuan bangunan rumah baru
Perbaikan rumah:
Total kebutuhan kayu untuk rumah
Kebutuhan kayu untuk pembuatan kapal
Kebutuhan sarana dan prasarana
Total kebutuhan kayu gergajian atau
Equivalent dg total kebutuhan kayu bulat:
83.799 unit
119.984 unit
670.392 m3
■
2.415 kapal
1.270.312 m3
29.295 m3
159.645 m3
1.459.252 M3
2.918.504 m3
Sumber: Rancangan rencana induk rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh dan Nias, Sumatra Utara, buku II Rancangan bidang
sumber daya alam dan lingkungan hidup, Maret 2005.
●
●
●
●
Menurut Manajer Timber Help Desk di BRR, Saodah Lubis, BRR sudah meneken MoU dengan Departemen Kehutanan, Maret lalu. MoU ini isinya
BRR akan bekerjasama dengan Departemen Kehutanan untuk memfasilitasi antara pihak yang membutuhkan kayu dan penyuplai kayu.
Memberi izin kepada sejumlah perusahaan HPH di Aceh agar aktif kembali.
Puluhan perusahaan yang menyediakan kayu untuk berbagai kebutuhan
telah dipertemukan oleh BRR dengan sejumlah LSM/organisasi yang membutuhkan kayu untuk rekonstruksi Aceh.
BRR meminta LSM atau organisasi apa pun yang membutuhkan kayu untuk kebutuhan rekonstruksi Aceh menyediakan data lengkap, berupa jenis
kayu yang dibutuhkan, ukuran, maupun spesifikasi lainnya. Dengan begitu, memudahkan perusahaan pemasok menyuplai kayu sesuai dengan kebutuhan. ■
6
CEUREUMeN
TIPS KESEHATAN
CEK BANUN
Cantik dengan Bahan Dapur
T
Sarden Goreng Tepung Bersaus
Cara membuat:
1. ◆ Bersihkan ikan sarden dari
sisa kuah yang masih menempel.
◆ Gulingkan ikan pada tepung
terigu, lalu goreng hingga
kecoklatan.
◆ Angkat dan sisihnya.
2. Buat saus.
◆ Tumis bawang merah dan
bawang putih hingga
harum.
◆ Masukkkan daun bawang,
aduk hingga layu.
◆ Masukkan tomat, tekan-tekan hingga tomat sedikit
hancur.
◆ Lalu bubuhi saus tomat, kecap asin, kecap manis, garam dan merica.
◆ Aduk-aduk hingga mendidih.
◆
Kentalkan dengan larutan maizena, lalu angkat.
3. Tata ikan sarden di atas piring, siram dengan sausnya
dan hidangkan.
■ MULYANI
Bahan:
●
1 klg sarden, pisahkan ikan
dengan kuahnya
●
Tepung terigu secukupnya.
●
Saus
●
2 butir bawang putih, cincang
halus
●
2 butir bawang merah iris
halus
●
1 bauh tomat
●
1 batang daun bawang, poteng
serong
●
2 sendok makan saus tomat
●
1 sendok makan kecap asin.
●
1 sendok makan kecap manis.
●
Garam dan merica bubuk
secukupnya.
●
150 cc air
●
2 sendok makan minyak sayur
●
1 sendok makan maizena,
larutkan dengan sedikit air.
Bagi Anda yang
memiliki resep unik
yang bisa dimasak
dengan mudah dan
enak, bisa mengirim
surat ke PO BOX 061
Banda Aceh 23001.
E m a i l :
[email protected].
Cantumkan alamat
lengkap. Ceureumen
akan mengunjungi
Anda dan melihat
Anda memasak. Disediakan bingkisan kecil
untuk Anda.
1. Timun
Timun biasa dibuat sayur atau pun acar. Tetapi ada manfaat timun lainnya untuk kecantikan.Bila kelopak mata Anda
terasa lelah, kehitaman, dan sembab karena terlalu lama beraktifitas, obatnya seiris timun. Letakkan irisan timun di atas
mata Anda yang terpejam. Timun dapat dijadikan obat pendingin karena mengandung anti imflammatory.
2. Daun kemangi
Biasanya daun ini digunakan untuk lalapan. Plus sambal
dan timun, lalapan Anda akan lebih yahud. Tetapi ternyata
daun kemangi punya kelebihan untuk mengurangi bau mulut dan bau badan. Tidak percaya? Coba saja.
3. Putih telur
Jangan sepelekan putih telur. Kendati sering tidak digunakan, putih telur sangat baik untuk masker wajah. Usapkan putih telur di muka Anda, biarkan mengering, dan
basuh dengan air hangat. Masker ini dapat membuat kulit
muka lebih kencang dan halus. Manfaat lainnya? Bisa menghilangkan bekas jerawat.
4. Kemiri
Selain untuk bumbu, kemiri sangat besar manfaatnya
untuk kehitaman dan
kesuburan rambut.
Rambut juga akan
lebih berkilau. Caranya, bakar kemiri
hingga hangus, dan
dan tumbuk dengan
sedikit air. Gunakan
di rambut Anda. Biarkan sebentar sebelum keramas dengan
shampoo.
5. Santan kelapa
Ini juga untuk
rambut bagi yang
tidak tahan dengan
kemiri.Gunakan santan kelapa di rambut sambil dipijit-pijit.
Perlu diketahui, santan kelapa sangat baik untuk rambut jenis kering.
6. Bubuk kopi
Bukan hanya untuk teman ngobrol di sore hari, bubuk
kopi ternyata punya fungsi lain yaitu menghaluskan tumit
atau tangan yang kasar. Campurkan bubuk kopi kasar dengan sedikit air. Kemudian usapkan di tempat yang kasar.
7. Uap Nasi
Sambil menanak nasi, tidak ada salahnya sambil mempercantik diri. Ibarat mendayung sampan dua pulau terlalui. Buka tutup panci dan nikmati uap nasi yang sedang Anda
tanak. Sangat berguna untuk membuka pori-pori wajah dan
membuat wajah lebih segar (dbs)
■ REPRO
■ MAHDI ABDULLAH
ernyata obat kecantikan juga bisa ditemukan di dapur. Buat ibu-ibu dan remaja, ada beberapa benda di
dapur yang bisa membuat cantik tanpa harus ke salon.
TEKA TEKI SILANG CEUREUMÉN NO. 25
Mendatar:
1. Sebelum waktunya, Belum
cukup umur
5. Racun,
6. Berkurang karena gesekan
7. Kata ganti milik, Ia
8. Organ pencernaan
9. Jarum penyemat, Peniti
10. Atom yang bermuatan listrik
12. Perkakas
14. Kesedihan yang mendalam
Menurun:
1. Patron
2. Memorandum of Understanding
3. Tempat singgah
4. Bunga
5. Gelombang dahsyat yang
terjadi karena gempa atau
letusan gunung api di dasar
laut
9. Pompa ( Inggris)
11. Lampu TL
13. Harapan
Jawaban TTS Ceureumén NO. 23
Mendatar
1. Motivasi, 5. Kram, 7. Ala, 8.
Ari, 9. Buat, 10. Kiu, 11. And,
13. Read, 15. Pangeran.
Menurun
1. Mata, 2. Takabur, 3. Via, 4.
Inti, 6. Matador, 10. Klop, 12.
Dian, 14. Egg.
Mulai edisi ini, pengumuman pemenang TTS akan diumumkan setiap dua edisi berikutnya. Jawaban di kirim ke Po.Box 061 Banda Aceh. Kepada 5 (lima)
pemenang akan mendapatkan kamus Bahasa Indonesia-Inggris.
KAMPUNGKU
CEUREUMeN
7
■ FIRMAN HADI
Hancurnya Pulau Kla di Teluk Sabang
hektar itu terdapat lokasi penyelaman
atau diving. Kondisi airnya pun cukup tenang dan bening. Biota laut dan
terumbu karang banyak hidup di lokasi ini. Dengan kondisi yang masih asri
dan terjaga, jelas Jafar, seorang penduduk Krueng Raya, menjadi daya
tarik tersendiri bagi para turis. Tak
mengherankan, kalau pulau ini pernah
membangkitkan perekonomian Sabang di sektor pariwisata.
“Sebelum tsunami, pulau mungil
ini ramai dikunjungi wisatawan.
Khususnya pada hari akhir pekan,
baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Di pulau ini juga tersedia
fasilitas pendukung lainnya,” kata Jafar, yang dulunya merupakan penyelam. Fasilitas itu antara lain restoran
mini dan puluhan kamar penginapan,
layaknya sebuah daerah wisata.
Sejumlah wisatawan asing yang
kembali mengunjungi pulau ini pascatsunami, menyarankan agar pulau
ini ditata kembali. Kata Jafar yang
mengutip bule, pulau tersebut mempunyai panorama yang sangat mengesankan, terutama lokasi penyelaman-
nya.
Kini, belum ada tanda-tanda Pulau
Kla dibenahi kembali sebagai lokasi
wisata oleh Pemerintah Kota Sabang.
Padahal, menurut Jafar, masyarakat
Kota Sabang berharap agar aset wisata ini dikembangkan lagi. Pemda setempat pun akan mendapatkan Pendapatan Asli daerah (PAD). “Sangat layak untuk dikembangkan, apalagi kondisi masyarakat setelah tsunami yang
kesulitan mendapatkan pekerjaan,”
kata Jafar yang Panglima Laot Krueng
Raya ini. ■
Firman Hadi
Sabang
[email protected]
■ FIRMAN HADI
S
unyi dan sepi. Kicauan burung
pun tak lagi terdengar nyaring.
Hanya bekas-bekas bangunan
yang telah rata dengan tanah yang tersisa. Begitulah pemandangan pulau
mungil nan indah, Pulau Kla, yang letaknya di kawasan teluk Sabang.
Sejumlah fasilitas wisata pulau ini hancur diterjang tsunami pada 26 Desember 2004.
Namun, semangat untuk bangkit
tampaknya masih tersisa. Kini, sudah
berdiri tiga buah pondok kecil baru,
yang dibangun oleh penjaga lokasi
bekas tempat wisata itu. Tapi, masih
sangat jauh untuk bisa kembali menjadi lokasi wisata seperti dulu.
Letak pulau Kla itu sendiri sangat
strategis. Berada tidak jauh dari Kota
Sabang. Lokasinya pun mudah dijangkau. Berjarak tempuh hanya sekitar
10 menit dari Desa Krueng Raya, dengan menggunakan boat nelayan. Pulau Kla ini, berada dalam wilayah administratif Kelurahan Krueng Raya,
Kecamatan Suka Jaya, Sabang.
Dulunya, di pulau seluas sekitar 300
YUDI, Korban dari Lhoknga Mengabdi ke Lamno
Nani Afrida
Aceh Jaya
[email protected]
■ HOTLI SIMANJUNTAK
B
Yudi
ertubuh kurus dengan berbalut kaus putih, penampilan
Yudi (24) begitu bersahaja. Begitu juga saat dia berhadapan dengan
masyarakat dalam tugasnya sebagai
Project Officer (PO) International Medical Corps (IMC) Lamno, Aceh Jaya.
“Saya korban tsunami juga,” kata
Yudi kepada Ceureumen.
Yudi tidak mengada-ada. Ketiga
rumah yang dimilikinya di Lhoknga,
Aceh Besar, rata diterjang gelombang
tsunami pada Desember 2004 lalu.
Untung keluarganya selamat.
Bekerja di LSM
Pascatsunami , Yudi memutuskan
untuk bekerja di Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM). “Saat itu saya
tidak tahu mesti berbuat apa, tetapi
akhirnya saya melamar kerja di IMC,”
ujar Yudi yang lulusan D3 Fakultas
Ekonomi Unsyiah tahun 1999 ini serius.
Yudi diterima di IMC. Dan dia langsung ditempatkan ke Lamno, Aceh
Jaya, sebagai assistant logistic. Kok bu-
kan di Banda Aceh?
“Saya harus siap ditempatkan di
mana saja,” ujar Yudi tertawa.
Sekarang dia menjabat sebagai
Project Officer IMC di Lamno dan sibuk
mengurusi banyak program untuk korban tsunami di Lamno dan sekitarnya.
“Tetapi saya tetap menyempatkan
diri menjenguk keluarga, apalagi Lamno dan Lhoknga kan tidak terlalu
jauh,” katanya.
Jangan berjanji
Sebagai pekerja LSM, sudah tentu
Yudi menghadapi banyak masyarakat, terutama yang menjadi konsen
IMC. Apalagi IMC tidak hanya bekerja di bagian medis, tetapi juga di bagi-
❞
Pendekatanlah yang
paling utama. Apalagi
dirinya sangat mengerti
karena juga korban
tsunami.
YUDI
an ekonomi, di antaranya pemberdayaan ekonomi.
Yudi menyadari banyak masyarakat yang tidak sreg lagi terhadap LSM,
karena dianggap banyak menebar janji.
“Saya tahu itu. Makanya, IMC tidak
pernah berjanji macam-macam,” kata
Yudi sambil tersenyum.
Menurut Yudi, pendekatanlah yang
paling utama. Apalagi dirinya sangat
mengerti karena juga korban tsunami.
“Semua tergantung pendekatan,”
kata lelaki yang masih kelihatan amat
muda ini.
Kerasan
Kendati berasal dari Lhoknga, Yudi
mengaku sangat betah tinggal di Lamno. Bahkan dia merasa sudah berbaur
dengan masyarakat Lamno.
“Saya mulai kerasan di sini. Apalagi saya sangat menyukai pekerjaannya,” kata Yudi lagi.
Yudi sangat senang bertemu dengan masyarakat dan langsung ke
lapangan. “Mau di Lamno atau di
Lhoknga, yang penting saya bisa berbuat untuk korban tsunami,” kata Yudi
sambil tersenyum lebar. ■
DAMAI
CEUREUMeN
8
Apa Itu KKR?
Mohammad Avicena
Jakarta-Banda Aceh
[email protected]
P
■ HOTLI SIMANJUNTAK
embaca yang budiman. Perjalanan panjang kisah damai
tidak berhenti pada usainya
draf Rancangan Undang-undang Pemerintahan Aceh dan kemudian pembentukan Pengadilan Hak Asasi
Manusia. Amanat perdamaian yang
tersisa adalah perlu dibentuknya Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi atau
KKR.
Nah, jika kita ditanya orang, “binatang” apa KKR itu? Maka jawablah
bahwa KKR adalah pengungkapan
kebenaran, yang merupakan prasyarat rekonsiliasi.
Rekonsiliasi berarti mengungkap
kebenaran, mengakui kesalahan, dan
memaafkan semua itu. Dengan begitu, omong kosong terjadi rekonsiliasi
tanpa mengungkap kebenaran.
Fuad Mardatillah UY Tiba, akademisi IAIN Ar-Raniry di Banda Aceh
dalam sebuah seminar beberapa bulan silam mengatakan bahwa KKR
merupakan langkah lanjut dari
ketidakmampuan kita dalam proses
peradilan pelanggaran HAM di masa
lalu.
Lantas, katanya, KKR dianggap
perlu dalam konteks penyelesaian
konflik Aceh, karena cukup banyaknya pelanggaran HAM di Serambi Mekkah ini. KKR juga dapat menjadi terobosan baru, seperti halnya pernah dilakukan di Negara Afrika Selatan juga
Guatemala.
“Untuk ukuran nasional telah
dibuat draf retroaktif, dalam pengungkapan kasus HAM,” sebut dia
dalam sebuah workshop di Wisma
Bintara Pineung, Banda Aceh.
Direktur Eksekutif Yayasan HAM
Banda Aceh, Saifuddin Bantasyam,
juga hadir di sana.
Agar dendam tak berlanjut
Khusus untuk Aceh, sambung
Saifuddin, dengan berakhirnya konflik, KKR dibutuhkan sebagai alternatif penyelesaian kasus pelanggaran
HAM bagi
pihak korban. Urgensinya, untuk
merapatkan kembali elemen
masyarakat agar tidak ada dendam
berkepanjangan.
Agar dendam tak berlanjut, pada
dasarnya korban perlu diberi sebuah
wadah. Ya, forum untuk mengetahui
proses pelurusan sejarah, apabila kasus-kasus yang dialami tidak menemukan keadilan saat menjalani proses pengadilan HAM. “KKR juga dapat dimungkinkan sebagai salah satu
implementasi Syariat Islam di Aceh,”
katanya.
1.500 lebih masyarakat Aceh sedang mengikuti sumpah setia kepada Indonesia di lapangan Blang Padang, Banda Aceh, 17
Mei 2003. Sekitar 1.500 masyarakat Banda Aceh mengadakan aksi sumpah setia kepada Indonesia menyusul pemberlakuan
darurat militer di Aceh kala itu.
Tujuan Penting Komisi Kebenaran
K
omisi Kebenaran mempunyai keistimewaan dalam cakupan, ukuran, dan mandatnya. Meskipun begitu, banyak Komisi berupaya untuk mencapai beberapa atau keseluruhan dari tujuan-tujuan di bawah ini:
■ HOTLI SIMANJUNTAK
1. Memberi arti kepada suara korban secara individu.
Komisi Kebenaran (KKR) berupaya untuk
mendapatkan pengetahuan yang resmi dari korban individu dengan mengizinkan mereka untuk
memberikan, pernyataan kepada Komisi, atau
memberikan kesaksian di hadapan Komisi dalam
sebuah dengar-pendapat (public dengar pendapat) berkaitan dengan pelanggaran Hak Asasi
Manusia (HAM) yang mereka derita.
Sumpah Cina. Beberapa warga Indonesia keturunan cina sedang
memegang spanduk yang berisi dukungan terhadap operasi militer
untuk menumpas GAM ketika berlangsung upacara sumpah setia
kepada RI oleh warga keturunan cina di Banda Aceh 4 Agustus
2003. Konflik di Aceh tidak berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari mereka di tengah-tengah masyarakat Aceh.
2. Pelurusan sejarah berkaitan dengan peristiwa-peristiwa besar pelanggaran HAM. KKR dapat memusatkan perhatiannya pada peristiwaperistiwa tertentu, pada saat mana pelanggaran
HAM terjadi dalam upaya melakukan pelurusan
sejarah tentang apa yang sebenarnya terjadi. Peristiwa-peristiwa ini biasanya disanggah oleh penguasa atau merupakan sebuah subyek dari pertikaian atau kontroversi. KKR dapat membantu
menyelesaikan masalah dengan membeberkan
peristiwa masa lalu secara kredibel dan penuh perhitungan data.
3. Pendidikan dan pengetahuan publik
KKR memusatkan perhatian publik pada pelanggaran HAM, dengan begitu meningkatkan kewaspadaan umum berkaitan dengan kerugian sosial dan individual akibat pelanggaran hak asasi.
Proses pendidikan publik ini juga memberikan
sumbangan pada pengetahuan masyarakat ten-
tang penderitaan korban dan membantu menggerakkan masyarakat untuk mencegah peristiwa serupa terjadi di masa depan.
4. Memeriksa pelanggaran HAM sistematis
menuju reformasi kelembagaan.
KKR dapat memeriksa akibat dan sifat dari bentuk pelanggaran HAM yang melembaga dan
sistemik. Sekali komisi berhasil mengidentifikasikan pola pelanggaran HAM, atau lembaga yang
bertanggung jawab terhadap pelanggaran ini,
maka komisi dapat merekomendasikan serangkaian program sosial atau kelembagaan dan reformasi legislatif yang dirancang untuk mencegah
timbulnya kembali pelanggaran HAM.
5. Memberikan assesment tentang akibat pelanggaran HAM terhadap korban.
Komisi mengumpulkan informasi yang mendalam tentang pelanggaran HAM dan akibatnya
terhadap diri korban. Komisi kemudian bisa
merekomendasikan beberapa cara untuk membantu korban menghadapi dan mengatasinya.
6. Pertanggungjawaban para pelaku kejahatan
Komisi bisa juga mengumpulkan informasi
yang berkaitan dengan identitas individu pelaku
kejahatan yang melanggar HAM. Komisi mungkin
bisa juga mempromosikan sebuah sense of accountability untuk penyalahgunaan oleh individu-individu yang secara publik terindikasi dan lembagalembaga yang bertanggung jawab atas penyalahgunaan itu,memberi rekomendasi bahwa para pelaku kejahatan perlu diberhentikan dari jabatan-jabatan publik, atau memberikan fakta-fakta buktibukti untuk pengajuan tuntutan ke pengadilan.
■ Sumber: http://www.elsam.or.id/kkr

Benzer belgeler

habiburrahman_el_shirazy_-_dalam_mihrab_cinta_ii_bag_03-04

habiburrahman_el_shirazy_-_dalam_mihrab_cinta_ii_bag_03-04 Besar, mengaku sudah berbulan-bulan merasa tidak enak dengan warganya. Pasalnya, apalagi kalau bukan soal bantuan. Masalahnya, dirinya sudah sejak November 2005 mengumumkan kepada warga desanya bah...

Detaylı

Financial Mastery

Financial Mastery Jangan Lupakan Korban Tsunami Menurut hemat saya, akhir-akhir ini pemberitaan media massa sudah kembali ke masalah umum yang terjadi di masyarakat. Sehingga saya menangkap kesan, berita rekonstruks...

Detaylı

Buletin Mutiara 2

Buletin Mutiara 2 Email: [email protected] ■ Percetakan dan distribusi oleh Serambi Indonesia. CEUREUMeN merupakan media dwi-mingguan yang didanai dan dikeluarkan oleh Decentralization Support Facility (DSF atau F...

Detaylı